Kamis, 20 Oktober 2011

KORUPSI

Kemungkinan orang melakukan korupsi bukan karena orangnya miskin atau penghasilan tak cukup. Kemungkinan orang tersebut sudah cukup kaya, tetapi masih punya hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus.

Mari kita baca berita tentang korupsi di bawah ini, sebagai contoh beberapa kasus korupsi yang ada ni negri kita ini.

Judul berita : SBY Belum Maksimal Berantas Korupsi


JAKARTA, KOMPAS.com — Dua tahun memerintah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai belum maksimal melakukan agenda pemberantasan korupsi. Pidato-pidato terkait pemberantasan korupsi yang memesona tak membuat Presiden dinilai berhasil melaksanakan agenda pemberantasan korupsi.

Presiden secara terus-menerus mengaku berada di garda terdepan dalam upaya memerangi korupsi. Nyatanya, orang-orang terdekatnya malah diduga terlibat skandal korupsi.

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin tersandung perkara dugaan korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dalam kasus wisma atlet, Nazaruddin menyeret sejumlah nama petinggi Partai Demokrat lain.

"Kita sedih dan prihatin ternyata pada momen terakhir, sahabat kami dari Partai Demokrat juga terkena limbah mengenai korupsi. Dan, saya berharap teman-teman kami di Demokrat bisa menyelesaikan prahara dengan sebaik-baiknya. Kita meyakini semangat Presiden dan DPR tetap ingin memberantas ini semua," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso kepada para wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (20/10/2011).

Sepanjang 2002-2011, pertumbuhan indeks persepsi korupsi Indonesia hanya bergerak antara 1,9 dan 2,8 atau beranjak satu poin selama hampir satu dasawarsa. Itu berarti Indonesia masih dipersepsikan sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.

Indeks tertinggi dengan kategori bebas korupsi sebesar 10. Sementara indeks persepsi korupsi paling tinggi yang dicapai Indonesia hanya 2,8, diraih pada 2009 dan 2010. Hasil survei persepsi korupsi yang dilakukan oleh Transparency International menyimpulkan, indeks persepsi korupsi untuk Indonesia masih terbilang rendah.

Dikatakan, janji Presiden untuk memberangus praktik korupsi dari bumi Indonesia tampaknya masih jauh dari harapan. Kesan bertele-telenya penyelesaian kasus korupsi dan kuatnya kesan penerapan standar ganda dalam menangani kasus-kasus korupsi menjadi semakin dominan.

Akibatnya, berbagai kasus korupsi seolah-olah dibiarkan mengambang, sementara pelakunya belum tersentuh hukum sama sekali.

Rabu (19/10/2011), saat menyampaikan pidato kebijakan di hadapan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta, Presiden kembali berjanji memberantas korupsi.

Kepala Negara meminta lembaga penegak hukum harus bekerja sungguh-sungguh memberantas korupsi tanpa pandang bulu. "Saya juga minta LSM, masyarakat, dan pers melakukan pencegahan korupsi," kata Presiden.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011/10/20/12392366/SBY.Belum.Maksimal.Berantas.Korupsi

My Analysis : 
President Susilo Bambang Yudhoyono is considered not optimally perform the eradication of corruption. The President constantly claimed to be in the frontline in the fight against corruption. Even the closest people allegedly involved in corruption scandals. Indonesia is still perceived as a country with high levels of corruption. The results of the corruption perception survey conducted by Transparency International concluded, corruption perception index for Indonesia is still low. Presidential appointments to suppress corrupt practices of the Earth Indonesia seems still far from expectations.
Conclusions :

Corruption is very often the words we hear in our ears, when we see or hear the news on TV or in newspapers, Corruption is a heinous act, which led to our beloved nation is a poor country, a country that is far from social justice for all people such as quotations in which the five principles of Pancasila as the man could, we made helpless by circumstances that exist in Indonesia today, because we are led by people who do wrong, people are more concerned with his own self-interest requires more than minor people.

Many law enforcement should be used as a role model with communities to uphold the law actually doing something that is very inappropriate and make the nation is a nation have left Indonesia, a nation that will not become a prosperous nation evenly Because of the behavior and actions of the leaders of nation- irresponsible leaders, actually we are a little hope to the KPK to handle all of the actions of criminals. Here are some possible solutions petrified this nation in tackling corruption: 
  1. Very selective in choosing leaders. 
  2. Familiarize yourself to take action that leads to corruption.
  3. Law enforcement has consistently and indiscriminately.
  4. If there is a force that shows Corruption direct action or dismissal is not respected even directly done. 
  5. Always pray to God to get a leader who truly protects his people, who can become role models and selfish interests of people rather than self-interest.
 
With a bit of a solution we all hope that the apparatus is capable of doing their duty for the goals we want Indonesia is creation. Prosperous and just and equitable.

1 komentar: